Kunci Kesuksesan Indonesia 2045 ada di Tangan Pemuda
Dalam lima tahun terakhir (2019-2024), pasar tenaga kerja Indonesia mengalami banyak dinamika, mulai dari pandemi hingga percepatan transformasi digital. Saat ini, hanya 50% pekerja Indonesia memiliki keterampilan digital tingkat dasar-menengah, dan kurang dari 1% menguasai keterampilan lanjutan. Kondisi ini menjadi tantangan besar, mengingat Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada 2030, ketika jumlah penduduk usia produktif mencapai puncaknya.
Bonus demografi membawa peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing di tingkat global. Namun, tantangan bagi pemuda tetap nyata—ketidakcocokan keterampilan antara yang dimiliki dan yang dibutuhkan industri menjadi masalah utama. Di era Industri 4.0, pemuda harus beradaptasi dengan teknologi canggih seperti Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan cloud computing, yang kini mengintegrasikan proses produksi di berbagai sektor.
Jika Indonesia gagal memanfaatkan peluang ini, risiko meningkatnya pengangguran di kalangan pemuda akan semakin besar. Menurut laporan World Bank, pada 2021, lebih dari 13% anak muda Indonesia usia 15-24 tahun menganggur, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengangguran global. Mengatasi skill gap di era digital menjadi salah satu prioritas utama untuk mencegah krisis tenaga kerja masa depan.
Kehadiran Prof. Yassierli, Ph.D. di Kabinet Merah Putih memperkenalkan harapan baru dalam pengembangan people-centered organization. Pendekatan ini memastikan bahwa transformasi digital tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga kesejahteraan manusia. Hal ini selaras dengan kebutuhan pemuda untuk mengembangkan potensi mereka dalam lingkungan yang mendukung kreativitas dan inovasi.
Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, transformasi digital harus dipandang sebagai bagian dari upaya pengembangan SDM yang lebih luas. Program upskilling dan reskilling tenaga kerja muda harus menjadi prioritas. Pemerintah dan sektor swasta perlu berkolaborasi dalam menyediakan akses pelatihan keterampilan digital yang relevan, terutama di sektor rentan seperti manufaktur dan ritel.
Visi besar Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045 bergantung pada peran pemuda sebagai agen perubahan. Untuk itu, infrastruktur SDM yang kuat perlu segera dibangun. Program pelatihan keterampilan digital tidak hanya meningkatkan peluang kerja, tetapi juga menciptakan generasi pemimpin yang siap berinovasi dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan solusi berkelanjutan.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan bonus demografi, memastikan generasi mudanya siap bersaing di tingkat global, dan menjadi kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2045.
Indonesia tengah menghadapi tantangan besar di era digital, namun peluang besar juga menanti dengan bonus demografi. Dengan kebijakan yang tepat dan pelatihan keterampilan yang komprehensif, pemuda Indonesia bisa menjadi pilar utama dalam transformasi ekonomi digital serta pembangunan berkelanjutan. Kesiapan generasi muda dalam menghadapi tantangan ini akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Sumber:
- World Bank, 2021 – Laporan terkait pengangguran pemuda global
- OECD, 2023 – Data ketenagakerjaan dan digitalisasi